24 Maret, 2009

28 Koperasi di Pijay Bangkrut

MEUREUDU – Sebanyak 28 dari 173 koperasi di Pidie Jaya dilaporkan bangkrut atau tidak beroperasi lagi dengan berbagai alasan. Sementara 141 koperasi lainnya belum melakukan rapat anggota tahunan (RAT), sehingga tidak diketahui perkembangan usaha tersebut.Berdasarkan data yang diterima dari Kepala Bidang Koperasi dan UKM, Noerwansyah dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Pidie Jaya, di kabupaten itu tercatat 173 koperasi. Sebanyak 153 dari jumlah itu merupakan koperasi warisan dari kabupaten induk, Pidie. “Dari 173 koperasi tersebut, hanya 145 koperasi yang aktif dan 28 koperasi tidak aktif dengan berbagai alasan. Sebenarnya, koperasi-koperasi yang masih aktif itu, diwajibkan membuat RAT, tapi sampai sekarang baru 21 koperasi yang sudah sudah membuat RAT,” jelas Noerwansyah.Meurah JayaDari seratusan koperasi di Pidie Jaya, salah satu koperasi yang dilaporkan terkenal dengan anggota mencapai 2.000 orang serta memiliki banyak aset beberapa tahun silam adalah Koperasi Meurah Jaya. Tiga di antaranya adalah dua kilang padi di Meureudu dan satu toko warung serba ada (Waserda) yang juga di Meureudu. Namun, sejak sepuluh tahun terakhir tidak diketahui perkembangannya. Salah satu alasannya, sebut Noerwansyah, tidak pernah membuat RAT sejak tahun 1998. “Kami akan mencoba membuat RAT setelah selesai pemilu ini. Ada beberapa alasan kenapa kondisi Koperasi Meurah Jaya seperti ini,” ujar Ketua Koperasi Meurah Jaya, M Kasem Syah saat dikonfirmasi melalui selulernya.M Kasem menjelaskan, mandeknya perjalanan Koperasi Meurah Jaya diakibatkan tidak pernah masuknya modal atau uang segar dari berbagai pihak. Selain itu, kondisi keamanan deaerah juga tidak begitu aman untuk menghidupkan koperasi Meurah Jaya yang memiliki anggota sekitar 2.000 orang itu. “Sekarang memang kondisinya aman, tapi hanya aman di permukaan,” ungkapnya.Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Pidie Jaya, Lukman Yusuf menjelaskan, penyebab utama banyak koperasi tidak aktif di Pidie Jaya adalah faktor lahirnya bukan didasari pada kebutuhan.“Rata-rata koperasi lahirnya secara dadakan. Misalnya, ada dana bantuan dan dana itu baru diberikan bila ada koperasi. Saat seperti itulah banyak koperasi lahir. Setelah itu, tidak berjalan lagi,” jelas Lukman.Sebenarnya, jelas Lukman, pihaknya sudah berupaya dan akan terus berupaya untuk membina dan menghidupkan koperasi di Pidie Jaya. “Seperti banyaknya koperasi yang belum membuat RAT. Padahal, itu sangat penting untuk mengetahui perkembangan koperasi tersebut. Tapi, kami hanya berwenang memberikan pembinaan,” ujarnya.(s)
Sumber: http://www.serambinews.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar