11 Desember, 2010

MALAM PESONA BUDAYA KABUPATEN PIDIE JAYA




Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Panitia Pelaksana Malam Pesona Nanggroe Aceh Darussalam, Pemerintah Aceh dan Kabupaten Pidie Jaya bersama Taman Mini Indonesia Indah mengundang Bapak/Ibu untuk hadir di Taman MINI Indonesia Indah pada Hari Sabtu, 18 Desember 2010, Jam 19:00 WIB.

Pengumuman ini kami sampaikan kepada seluruh Warga Aceh, khususnya kepada Seluruh Warga Masyarakat Kabupaten Pidie Jaya Nanggroe Aceh Darussalam SeJABODETABEK, kami mengharapkan kehadirannya pada malam PESONA BUDAYA KABUPATEN PIDIE JAYA tersebut dengan menampilkan tarian tradisional : Beuhe, peumulia jame,likok pulo, seudati, tarek pukat dan lain-lain, Bila bapak/ibu berkenan hadir segera menghubungi kami nomor Hp. 08120082748 sebelum tanggal 16 Desember 2010 untuk mendapatkan UNDANGAN dan PASS Masuk GRATIS untuk Dua orang dan gratis masuk kendaraan.

Demikian kami sampaikan atas perhatian dan partisipasi masyarakat Aceh kami mengucapkan terima kasih.

Wassalam,

Sumber: Ketua Umum Badan Musyawarah Pidie Jaya Jabodetabek Dr. Muhamad Natsir

09 Januari, 2010

Pidie Jaya bertolak ke Jakarta

Sports - Lokal
WASPADA ONLINE
MEUREUDU - PS Pidie Jaya bertolak ke Jakarta lewat Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar untuk mengikuti putaran 16 besar kompetisi Divisi III PSSI Nasional.

Ketua PS Pidie Jaya merangkap Manajer H Yusri Abdullah SH mengatakan, tim besutan pelatih Marwan berkekuatan 20 pemain dan akan melakukan empat pertandingan dengan empat tim asal Sumatera di Lapangan Bea Cukai, Jakarta Timur.

Dikatakan, setiap klub peserta diharuskan membayar dana Rp34 juta kepada panitia pelaksana. Hal itu dilakukan karena tidak ada satu tim peserta pun yang bersedia menjadi tuan rumah.

Semua Desertir TNI Tetap Diburu

BANDA ACEH - Pangdam Iskandar Muda (IM), Mayjen TNI Hambali Hanafiah menegaskan, jajarannya tetap memburu semua desertir TNI di Aceh, termasuk mantan prajurit TNI yang membelot ke GAM pada masa konflik. “TNI tetap memburu setiap desertir untuk diproses secara hukum,” kata Pangdam Hambali dalam acara coffee morning dengan wartawan, pimpinan media cetak dan elektronik di Balai Teuku Umar (BTU) Kodam IM, Banda Aceh, Jumat (8/1). Dalam sebuah pertemuan khusus sebelumnya dengan Serambi di Makodam IM, Pangdam menyebut para desertir itu sebagai pengkhianat bangsa. Apalagi kebanyakan dari mereka lari dari tugas militer pada saat Aceh dilanda konflik, lalu bergabung dengan musuh negara. Bahkan mereka juga membawa lari senjata api dan amunisi milik negara untuk diserahkan kepada musuh. Di beberapa negara, kata Pangdam, para militer desertir bukan saja dihukum berat, tapi malah ada yang dibunuh.

Pembangunan Pusat Pemerintahan Pijay Segera Dimulai

MEUREUDU - Peletakan batu pertama untuk pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) akan dilakukan pertengahan Januari ini. Namun jumlah dana yang tersedia dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun ini hanya Rp 4 miliar. Jumlah itu lebih sedikit dari alokasi DAK tahun 2009 lalu, sebesar Rp 8,5 miliar. Bila didasarkan total anggaran yang dibutuhkan untuk empat proyek multiyears mencapai Rp 112,025 miliar, berarti Pidie Jaya masih kekurangan dana sekitar Rp 99 miliar lebih lagi. Empat proyek multiyears itu meliputi, kantor Bupati (Rp 43,558 miliar), DPRK (Rp 14.985 miliar), Bappeda (Rp 6,681 miliar ), serta pembangunan jalan layang yang akan menguras dana Rp 46,799 miliar.

Teror Aceh Phil H Munawar A Djali - Opini

KETIKA memandang kondisi Aceh akhir-akhir ini, maka kesedihan, hati luka dan kekhawatiran ang akan muncul di benak kita. Berbagai peristiwa seperti penembakan warga asing, perampokan bersenjata, semua ini bagaikan drama serial. Namun babak demi babak berlalu dengan mulus dan terus berada dalam satu plot berita. Inilah “teror” ala baru yang taget akhirnya bagaimana mengeruhkan damai Aceh.

Kita pantang mengacung jempol buat sutradaranya. Kepiawaian dan keapikannya mengemas setiap fragment begitu memukau. Setiap fragment tersaji demikian detail, sempurna dan hidup alami. Bagaimana sang sutradara memainkan perasaan khalayak sehingga tumbuh rasa sedih, khawatir hingga sangat ketakutan. Apa yang bisa saya katakan, bahwa ini rangkaian teror yang sisitematis—terutama dengan target pekerja asing—untuk menciptakan kembali pencitraan buruk antara Aceh dalam hubungannya dengan komunitas internasional.

* Dr. Phil. H. Munawar A. Djalil adalah pemerhati masalah sosial, politik Aceh, tinggal di Sigli

Melaut Hari Jumat Belasan Nelayan Pijay Ditangkap * Seluruh Hasil Tangkapan Disita

MEUREUDU – Sebanyak 17 nelayan Pidie Jaya (Pijay) ditangkap aparat keamanan gabungan (Polri dan TNI) karena melanggar pantangan adat Aceh, yakni melaut pada hari Jumat (8/1). Setelah dinasihati agar menghormati aturan hukum adat laot, para nelayan itu dilepaskan kembali. Akan tetapi, seluruh hasil tangkapan mereka disita dan tidak seorang pun di antaranya dibolehkan melaut selama sepekan. “Ini sanksi adat laot atas pelanggaran yang mereka lakukan,” kata Panglima Laot Meurah Dua, Pijay, M Nasir Mahmud, kepada Serambi di Makoramil Meureudu kemarin.

Menurutnya, informasi tentang 17 nelayan yang melaut pada hari yang dilarang/dipantangkan itu berawal dari pemberitahuan beberapa warga di pesisir pantai. Mendapat informasi tersebut, M Nasir Mahmud bersama Abu Laot Meureudu segera melakukan verifikasi. Ternyata, laporan warga tersebut benar adanya. Lalu, kedua Abu Laot itu melaporkan pelanggaran tersebut kepada aparat keamanan di Meureudu dan Meurah Dua.

PS Pidie Jaya Bertolak ke Jakarta

MEUREUDU - Persatuan Sepakbola (PS) Pidie Jaya yang berkekuatan 20 pemain, Jumat (8/1) pagi, dijadwalkan bertolak ke Jakarta untuk mengikuti putaran kompetisi Divisi III PSSI tingkat Nasional. Selama di Jakarta, Ikhsan, Zulkifli, Royani, Angga, Mulyadi, serta Mursal dkk akan berlaga di Lapangan Bea Cukai Jakarta Timur. Keberangkatan PS Pijay tersebut diwarnai dengan acara pelepasan yang berlangsung dalam sebuah upacara sederhana depan Kantor Sekretariat PS Pidie Jaya di Meureudu, Kamis (7/1). Bupati Pidie Jaya, M Gade Salam, yang diwakili Sekda Ramli Daud SH, mengharapkan, para pemain benar-benar mentaati semua aturan yang berlaku di dunia sepakbola. “Persembahkan permainan terbaik di depan publik dan jangan sekali-kali memprotes keputusan wasit termasuk juga hakim garis,” pesan Bupati yang dibacakan Ramli Daud.

Wapres Bentuk Pos Khusus Pantau Aceh * Menkeu Diminta Penuhi Dana Reintegrasi

BANDA ACEH - Perhatian pemerintah pusat terhadap perkembangan pembangunan Aceh dilaporkan sangat serius. Menurut Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar, Wapres RI, Boediono bahkan meminta agar di kantornya dibentuk sebuah tim khusus memantau perkembangan Aceh. Informasi tersebut disampaikan Mustafa Abubakar pada acara dialog bersama Unsur Muspida Aceh dan mahasiswa di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Jumat (8/1) malam. “Dalam perjalanan pulang memperingati lima tahun tsunami di Aceh, ketika di pesawat, Pak Wapres mengatakan kepada Pak Kontoro agar di kantornya dibentuk tim unit khusus yang bertugas memantau pembangunan di Aceh,” ungkap Mustafa Abubakar.

Korban Banjir Pijay Masih Menumpang di Meunasah * Untuk Kebutuhan Bersih-bersih Terkendala Air

MEUREUDU – Hingga hari keempat pascabanjir Pijay, sebagian besar korban masih menumpang di tempat-tempat penampungan, seperti meunasah, masjid, atau bangunan-bangunan lain yang luput dari musibah. Di lokasi-lokasi tumpangan tersebut, disediakan dapur umum untuk memunuhi konsumsi masyarakat.

Menurut pengamatan Serambi, korban banjir yang hingga kemarin masih menumpang di berbagai tempat terpusat di 10 titik, baik di Kecamatan Meureudu maupun Meurah Dua. Tumpangan sementara itu umumnya digunakan untuk istirahat malam hari, sedangkan siangnya mereka pulang melakukan pembersihan dan perbaikan tempat tinggal yang dipenuhi lumpur maupun mengalami kerusakan. Tetapi, upaya bersih-bersih itu pun masih terkendala akibat kesulitan air.

Aceh Map - Peta Nanggroe Aceh

Aceh Map - Peta Nanggroe Aceh

Gold Leaf & Baiturrahman By: Doni Irfan |

Gold Leaf & Baiturrahman

By: Doni Irfan |

Mesjid Raya Baiturahman Banda Aceh

Sejarah Agama islam di Indonesia | Kerajaan Aceh Darussalam

Sejarah Islam, Kesultanan aceh berdiri pada tahun 1514, terletak di ujung utara pulau Sumatra. Pendirinya adalah sultan Ali Mughayat Syah yang bertakhta dari tahun 1514 – 1530. Pada tahun 1520, beliau memulai kampanye militernya untuk menguasai bagian utara Sumatra. Dalam sejarah ini Kampanye pertamanya dilakukan di Daya, di sebelah barat laut, yang menurut Time Pires belum mengenal islam. Selanjutnya, Ali mughayat Syah melebarkan sayap sampai ke pantai timur yang terkenal kaya akan rempah-rempah dan emas.
Untuk memperkuat perekonomian rakyat dan kekuatan militer laut, didirikannya banyak pelabuhan. Penyebrangan ke Deli dan Aru adalah perluasan daerah terakhir yang dilakukan oleh sultan Ali Mughayat. Sultan juga mampu mengusir garnisun POrtugis dari daerah Deli, yang meliputi Pedir dan Pasai. Namun saat penyebrangan terhadap Aru (1824), tentara Ali Mughayat dapat dikalahkan oleh Armada Portugis.

Kesultanan Perlak

Peta kerajaan Islam Peureulak dan Pasai.Kesultanan Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh sekarang antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292. Perlak atau Peureulak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yang sangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengan nama Negeri Perlak. Hasil alam dan posisinya yang strategis membuat Perlak berkembang sebagai pelabuhan niaga yang maju pada abad ke-8, disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari Arab dan Persia. Hal ini membuat berkembangnya masyarakat Islam di daerah ini, terutama sebagai akibat perkawinan campur antara saudagar muslim dengan perempuan setempat.

Pakar: PT Garuda Telah Hapus Sejarah Aceh

Banda Aceh ( Berita ) : Pakar hukum adat dan sejarah dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh menilai pihak PT Garuda yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia telah menghapus sejarah Aceh yang telah menyumbangkan pesawat sebagai cikal bakal penerbangan di tanah air.

“Saya tidak bisa memahami, mengapa PT Garuda tidak menulis atau mencantumkan asal Garuda berasal dari sumbangan rakyat Aceh,” kata sejarawan Aceh, M Adli Abdullah di Banda Aceh, Jumat [23/01].