30 Desember, 2008

Anggota KPA dan TNI Bentrok

Tuesday, 30 December 2008 03:25
Meureudu Harian Aceh—Marzuki Abet, 27, anggota KPA Sagoe Ulim terpaksa dilarikan ke RSU Zainoel Abidin Banda Aceh, setelah bentrok dengan anggota Koramil 22 Ulim, Pidie Jaya, Minggu (28/12).
Peristiwa itu dipicu kejadian laka lantas di depan Puskesmas Ulim, Minggu pagi sekira pukul 09.30 WIB. Sepeda motor yang dikendarai Sertu Husni, anggota Koramil Ulim bertabrakan dengan sepeda motor Marzuki Abed, warga Gampong Mesjid, Ulim Baroh.
Saat itu Marzuki yang memboncengi istrinya hendak pulang ke rumah. Dari arah bersamaan, Husni yang berpakaian dinas juga melaju dengan sepeda motor hendak ke kantornya. Tepat di depan Puskesmas Ulim, kedua sepeda motor tersebut berserempet hingga keduanya terjatuh.
Terjadi saling tuding antara keduanya. Husni menyalahkan Marzuki, sebaliknya Marzuki menyalahkan Husni, hingga terjadilah percecokan yang berujung perkelahian. Perkelahian tersebut berhasil dilerai anggota Koramil lainnya dibantu warga setempat.
Nurhayati, istri Marzuki yang sedang hamil muda, mengaku telah berupaya melerai perkelahian itu, tetapi dia tidak mampu memisahkan keduanya. Bahkan Nurhayati tersenggol hingga jatuh. “Watei lon peu bla, lon-lon mesigoeng, sampoe reubah,” ujar Nur.
Setelah perkelahian berhasil dilerai, suasana kembali normal. Mereka kembali pada kegiatan masing-masing. Namun, sore harinya sekira pukul 17.30 WIB, keributan kembali terjadi setelah Marzuki mendatangi Makoramil.
Ketua KPA Ulim, Tgk Syukri mengatakan Marzuki mendatangi kantor Koramil karena mendapatkan kabar dari rumah bahwa istrinya terjadi pendarahan (keguguran). Mendengar kabar tersebut, ia yang sedang berada di keude langsung emosi. “Dalam keadaan panik, Marzuki mendatangi Mokoramil untuk meminta pertanggungjawaban,” sebutnya.
Karena dia datang sendiri dengan memegang sebilah pisau, warga yang melihat langsung mengikuti dari belakang untuk mencari tahu ke mana Marzuki pergi dengan tergesa-gesa. “Begitu masuk ke kantor Koramil, sejumlah anggota Koramil langsung menangkap Marzuki dan sempat terjadi perkelahian,” jelasnya.
Sementara Damdim 0102 Pidie, Letkol Inf. Norman Saito mengatakan sebanyak 12 anggota KPA mendatangi Makoramil untuk melakukan penyerangan. “Aksi itu dipimpin Bakhtiar alias Abet, yang merupakan orang tua Marzuki,” sebutnya.
Marzuki dengan bersenjata tajam bersama ayahnya masuk ke ruangan Makoranil untuk mencari Sertu Husni dan Kopda Darny yang saat itu sedang di kantor. “Mereka sempat mengobrak-abrik inventaris kantor saat mencari Husni dan Darny,” kata Norman.
Hal tersebut membuat anggota Koramil kesal dan marah. Apalagi, menurut dia, Kopda Darny mau ditikam oleh anggota KPA itu. “Mendengar suara gaduh, anggota Koramil yang berada di belakang kantor langsung mengeluarkan tembakan tiga kali ke udara. Tembakan peringatan itu dilakukan karena ada sepuluh anggota KPA di luar pagar, juga hendak menyerang anggota Koramil,” jelas Damdim.
Sementara itu, usai bentrok di Makoramil, Marzuki sempat pingsan sekira 15 menit sehingga harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat RSU Mereudue, Pidie Jaya. Selanjutnya dia dirujuk ke RSUZA Banda Aceh untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
“Berdasarkan perperiksaan dokter, Marzuki dipukul di kepala, perut, dada dan kaki, seperti diinjak-injak serta terkena benda tumpul. Telunjuk tangan korban juga terpotong,” kata Saifullah, teman Marzuki yang dijumpai di RSUZA, kemarin.
Menurut dia, kasus tersebut kini sudah dilaporkan ke Polsek Ulim guna diproses secara hukum. “Kami meminta kasus ini diusut sampai tuntas,” tandasnya.
Pantauan Harian Aceh di RSUZA, kondisi Marzuki mulai membaik. Namun, menurut keluarganya, kepala Marzuki belum dapat digerakkan akibat hantaman benda tumpul.
“Kondisinya sudah membaik dan masih terus diawasi. Secara maksimal, baru ditangani dokter besok (hari ini—red),” jelas seorang perawat di RSUZA.(fan/mrd)
Sumber: http://www.harian-aceh.com/

20 November, 2008

Petani Pidie Jaya Terima Bantuan Benih

Petani di Kabupaten Pidie Jaya menerima bantuan benih kedelai program upaya khusus (UPSUS) dan benih padi Program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dari Departemen Pertanian Republik Indonesia. Penyerahan benih padi tersebut bertepatan dengan dimulainya musim tanam rendengan 2008/2009, diserahkan langsung oleh Bupati Pidie Jaya, Drs Salman Ishak, MSi kepada perwakilan masing-masing petani, Rabu 19 November 2008, di depan Dinas Pertanian Kabupaten Pidie Jaya. Dalam arahannya Bupati mengatakan” bantuan benih unggul padi dan kedelai dari Departemen Pertanian ini, membuktikan adanya perhatian pemerintah pusat terutama Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk petani di Pidie Jaya guna dapat terus meningkatkan produksi baik padi maupun kedelai.

Lebih lanjut Bupati minta agar petani dapat melaksanakan tanam serentak untuk seluruh Kabupaten Pidie Jaya, dengan tanam serentak resiko kegagalan panen akibat serangan hama akan sangat kecil. Beberapa waktu yang lalu, “ saya sendiri sebagai Bupati ikut bersama-sama dengan masyarakat tani melakukan gerakan massal pemberantasan tikus sawah, ini suatu pertanda kita tidak main-main dalam upaya peningkatan produksi padi, Alhamdulillah populasi tikus turun drastis dan padipun selamat dari serangan tikus”.

Kepala Dinas Pertanian, Pidie Jaya, Ir Razali Adami, MP mengatakan “ pemberian bantuan ini untuk memberikan motivasi dasar gerakan massal mewujudkan Kabupaten Pidie Jaya sebagai sentra produksi kedelai dan lumbung padi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bantuan benih kedelai yang diserahkan kepada petani sejumlah 313,16 ton untuk luas areal tanam 7.829 hektar. Benih tersebut akan diserahkan kepada 241 kelompok tani dengan jumlah anggota penerima 7.757 orang yang tersebar di 171 desa dalam wilayah Kabupaten Pidie Jaya.

Sedangkan benih padi, kata Razali, “ Pidie Jaya mendapat bantuan benih sebayak 53 ton, yang terdiri dari 50 ton benih varietas ciherang dan 3 ton padi hybrida (SL 8 SHS) untuk ditanam pada areal sawah irigasi seluas 200 ha, sedangkan padi non hybrida (cihereng) untuk areal tanam 2.000 ha”. Pada kesempatan penyerahan benih bantuan Deptan R.I tersebut, Ir Teuku Iskandar, MSi, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam ikut memberikan arahan kepada peserta penerima benih padi dan kedelai yang berkaitan dengan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah irigasi dan PTT kedelai yang akan ditanam di lahan kering. Teuku Iskandar dalam arahannya mengatakan, “ dengan menerapkan komponen teknologi PTT salah satunya adalah dapat efisiennya penggunaan pupuk kimia, yaitu dengan memanfaatkan jerami sebagai kompos ataupun pemberian pupuk kandang, dalam pemupukan anorganik (N) dapat berpedoman pada alat bagan warna daun (BWD), sedangkan untuk kebutuhan P dan K dapat digunakan perangkat uji tanah sawah (PUTS), sehingga pemupukan betul-betul efisien, sesuai dengan kebutuhan tanaman padi. Lebih jauh Iskandar meminta, keterlibatan penyuluh pertanian secara aktif dalam memberi bimbingan teknologi PTT tersebut kepada petani penerima benih.

Dalam temu wicara petani dengan Pemkab Pidie Jaya yang dihadiri oleh 100 Kantak Tani dan tokoh masyarakat, setelah penyerahan benih tersebut, petani meminta agar masalah kelangkaan pupuk di tingkat petani dapat diselesaikan secara baik oleh Bupati. Masalah tersebut langsung ditanggapi oleh Bupati untuk segera dijajaki penyelesaiannya secara baik dan bijaksana. Dalam hal tersebut Bupati Pidie Jaya, Salman Ishak, meminta Kepala Dinas Pertanian Pidie Jaya “ masalah pupuk harus ada penyalur khusus untuk Pidie Jaya yang tidak ada sangkut paut dengan Kabupaten Induk Pidie, hal tersebut perlu segera direalisasikan” tandasnya. Berbagai permasalahan lainnya yang muncul dalam temu wicara tersebut ditanggapi serius oleh Bupati Pidie Jaya, Kepala BPTP NAD dan Kepala Dinas Pertanian Pidie Jaya.

15 November, 2008

Akhir 2009, Aceh Bebas Orang Terpasung

BANDA ACEH, SABTU- Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menargetkan penderita gangguan jiwa yang selama ini terpasung bisa bebas pada akhir 2009 dan di rumah sakit jiwa wilayah tersebut. "Kami memperkirakan saat ini terdapat sekitar 100 orang penderita gangguan jiwa yang bertahun-tahun terpasung akibat kondisi keuangan keluarganya memprihatinkan," kata Kepala Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Saifuddin AR, di Banda Aceh, Sabtu (15/11).Upaya membebaskan penderita yang terpasung dan merawatnya di RSJ Pemerintah, kata Saifuddin, bisa terwujud jika pemerintah menambah jumlah kamar (sal) di RSJ. Saat ini, satu-satunya RSJ di Aceh itu menampung sebanyak 350 penderita dari kapasitas tampung 220 orang."Kondisi RSJ saat ini cukup memprihatinkan karena kapasitas tampung yang tidak sesuai dengan jumlah pasien. Satu kamar terkadang terpaksa berdesak-desakan dua sampai tiga pasien," tambahnya.Saifuddin menjelaskan, lebih 100 warga penderita gangguan jiwa berat itu terpasung dengan kondisi yang cukup memprihatinkan, ada di antara mereka yang telah hidup terpasung selama enam tahun."Faktor kemiskinan dan rendahnya pendidikan keluarga merupakan salah satu penyebab pasien gangguan jiwa berat hidup terpasung," tambahnya.Para penderita gangguan jiwa berat yang terpasung itu di antaranya banyak ditemukan di Kabupaten Bireuen, Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Utara serta Aceh Timur. Faktor kemiskinan, pendidikan dan trauma konflik merupakan latar belakang gangguan kejiwaan, tambah dia.Karena itu, Saifuddin berharap dukungan semua pihak terutama legislatif untuk rencana pembangunan dan penambahan fasilitas rawat inap pasien gangguan jiwa di RSJ Banda Aceh tersebut."Kalau usulan penambahan kamar (sal) itu direstui maka ratusan jiwa penderita gangguan jiwa berat bisa tertampung, dan upaya kita membebaskan Aceh dari pasien ’pasung’ akan segera terwujud," ujar dia.AC
Sumber : Antara

12 Oktober, 2008

Pemilih Tetap Pidie Jaya 90.250 Suara

Oct.18, 2008 in Political Marketing
MEUREUDU Komite Independen Pemilihan (KIP) Pidie Jaya memastikan jumlah pemilih final untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) kabupaten itu sebanyak 90.250 suara. Namun, KIP masih memberi peluang bagi pemilih yang belum terdaftar, untuk memilih dengan sepengetahun Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat.
“Itu jumlah pemilih tetap yang sudah final. Tapi kalau masih ada juga yang belum mendaftar, boleh dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) setempat dan diketahui PPK setempat. Tapi, dilarang memobilisasi massa seperti massa dayah atau pesantren dengan bermodal KTP,” tegas Ketua Pokja Pemutakhiran Data Pemilih KIP Pidie Jaya, Fuadi Iskar kepada Serambi, Sabtu (11/10).Dari jumlah pemilih tetap yang tersebar di delapan kecamatan dan 222 desa itu, 43.552 pemilih merupakan laki-laki dan 46.698 pemilih perempuan. Para pemilih tersebut akan memberikan hak pilihnya di empat daerah pemilihan (Dapil) pada 25 Oktober 2008.
Dapil Satu meliputi Meureudu, Meurah Dua dan Ulim, Dapil Dua meliputi Bandar Dua dan Jangka Buya, Dapil tiga meliputi Trienggadeng dan Panteraja, serta Dapil empat di Bandar Baru. Sementara Jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) secara keseluruhan mencapai 232 TPS.
30 Persen
KIP Pidie Jaya menegaskan, penentuan jumlah suara pemenang pilkada Pidie Jaya 30 persen. Persentase sama juga terjadi pada Pilkada di Subulussalam. Ketentuan itu diambil berdasarkan surat kilat yang diterima KIP Pidie Jaya dari DPR Aceh perihal pencabutan revisi qanun-qanun nomor tujuh tahun 2006. Dalam surat yang ditandatangani Ketua DPR Aceh, Sayed Fuad Zakaria itu disebutkan, Pilkada Subulussalam pada 20 Oktober 2008 dan Pilkada Pidie Jaya pada 25 Oktober 2008, dapat terus dilangsungkan sesuai jadwal.
Sementara perbedaan Qanun Nomor 7 tahun 2006 yang menyebutkan jumlah suara 25 persen tidak dapat dipertentangkan dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, tentang pemerintah daerah. Apalagi, dalam strata perundang-undangan, qanun lebih rendah dari undang-undang. Artinya, berlaku 30 peresn seperti perintah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008.
“Dalam kasus ini, berlaku azaz lex superior derogat leg inferiori (ketentuan lebih tinggi mengalahkan ketentuan lebih rendah),” jelas Ketua DPR Aceh itu. Berdasarkan jumlah pemilih tetap 90.250 suara dan menganut sistem 30 persen, untuk memperoleh posisi aman, para kandidat bupati Pidie Jaya harus meraup sekitar 27.075 suara. Artinya, bila semua kandidat tidak mampu meraup 27.075 suara, pilkada putaran kedua mutlak harus dilakukan, dengan melibatkan peraih jumlah suara tertingi satu dan dua.
Sementara itu, Ketua KIP Pidie Jaya, Basri M Sabi menjelaskan, kandidat M Gade Salam/ M Yusri Ibrahim yang memakai atribut milik Partai Aceh dalam kampanye, bukan melanggar qanun. Akan tetapi, pasangan nomor urut enam itu melanggar pasal 34 Keputusan KIP Aceh, nomor 34 tahun 2006 tentang tata cara pemilihan.(s)
Source : Serambi Indonesia, 12 Oktober 2008

26 Agustus, 2008

Pandan Pidie Jaya Tembus Pasar Ekspor

BANDA ACEH: Hasil kerajinan masyarakat berupa anyaman pandan (seuke) dari Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menembus pasar Australia. "Seuke ini kita pasarkan ke Malaysia hingga Australia," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Pidie Jaya Lukman Yusuf, akhir pekan lalu. Seuke yang dijadikan produk andalan Pidie Jaya itu ikut dipamerkan pada arena Pekan Paradaban Melayu Raya di Banda Aceh yang diikuti 13 negara dan 18 provinsi serta 23 kabupaten/kota di NAD. (Antara)

19 Juli, 2008

Suami Istri Dibantai Tengah Malam

MEUREUDU, SABTU - Pasangan suami-isteri, yakni Abd Wahab A Rahman (51) dan Sapiah Yacob (40) warga Desa Louk Puuk, Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya dibantai secara sadis di dalam rumahnya hingga tewas, Jumat (18/7) malam sekitar pukul 23.30 WIB. Suami isteri yang status keluarga miskin tinggal di pedalaman Pidie Jaya, sekitar 7 kilometer dengan jalan negara Banda Aceh-Medan. Korban dihabisi pelaku diduga menggunakan parang.Saat tragedi itu terjadi tidak ada warga yang mendengar maupun melihat. Selain suasana gelap, serta letak rumah korban yang indentik dengan gubuk terpisah jauh dengan rumah tetangga lainnya. Hanya anak lelaki berumur tiga tahun yang waktu itu hanya mampu menangis seraya menyaksikan orang tuanya dibantai secara membabi buta oleh pelaku, yang hingga kini sedang diuber pihak polisi.Namun, polisi belum mengetahui kesahihan motif peristiwa miris itu. "Sampai kini kita masih menyelidiki motif sebenarnya, penyebab tewasnya pasangan suami-isteri itu," kata Kapolres Dedy AKBP Dedy Setyo Yudo Pranoto SSTmK, melalui Kasat Reskrim Polres Pidie, AKP Defrianto SIK, kepada Serambi, kemarin.Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan Serambi, peristiwa pembunuhan suami isteri itu terungkap dan menghebohkan warga. Ketika anak pertama korban bernama Novita (14) pulang dari ngaji melihat ayah tirinya sudah terkapar di tanah dengan kondisi bersimbah darah. Spontas Novita menangis sembari meraih adiknya yang laki-laki berumur tiga tahun, yang kebetulan juga menangis duduk di tempat tidur. Ia langsung keluar seraya memapah adiknya memberitahukan kepada tetangga bahwa ayah tirinya telah dibunuh."Awalnya kami tidak mengetahui jika suami isteri itu telah dibunuh, tapi setelah diberitahukan Novita baru kami ketahui," tutur Bahagia adik sepupu Sapiah kepada Serambi, Sabtu (19/7) di ruang IGD RSU Sigli, Pidie.Setelah diberitahukan anak korban, lanjutnya, ia bersama warga lainnya menuju rumah korban yang terpaut beberapa meter dengan rumahnya. Saat tiba dirumah dilihat jasad Abd Wahab hanya memakai kain sarung sudah tidak bernyawa. Darah mengililingi jasadnya dengan tangan kanan terputus dan luka robek di bagian kepala. Dan tangan kanan Abd Wahab ditemukan warga 300 meter dari lokasi kejadian. "Saat itu kami pikir isterinya Sapiah telah di bawa lari pelaku, sebab yang kami temukan hanya suaminya yang terletak kaku dengan tangan kanan terputus," katanya.Lalu, setelah ditelesuri ternyata ditemukan isterinya juga sudah tak bernyawa yang ditemukan di atas tempat tidur dikelilingi kelambu dengan kondisi menyedihkan. Tangan kanan Sapiah nyaris putus dan satu luka robek di bagian punggung dan luka robek di bahu. "Saat itu kondisi kaka saya tampa berbusana juga bersimbah darah," kata Bahagia.Dikatakan, selama ini pasangan suami isteri tersebut sangat baik hubungan dengan orang yang sekampung dengannya. "Yang saya ketahui pasangan itu baik dan tidak pernah berselisih paham dengan orang lain. Dan saya tidak tahu jika Abd Wahab ada masalah di luar. Sebab, selama ini Abd Wahab, selain kerjanya sebagai penambang pasir di sungai, korban kerap bekerja sebagai pemotong padi di sawah milik orang lain ketika musim panen. Bahkan potong padi itu dilakukan di daerah lain," tutur Boihaki.Sementara itu, Ubit ibu kandung Sapiah menuturkan, bahwa anaknya tidak pernah bermaslah dengan orang lain. Bahkan, ketika akhir ajalnya menjemputnya, anak buah perkawinannya dengan Yacob (almarhum suaminya-red) tidak pernah mengeluh tentang kehidupan keluarganya. "Sapiah anak ketiga saya dan ia sangat baik dengan tetangga di desanya," tutur Ubit dengan air mata berlinang.Dijelaskan, Abd Wahab -Sapiah orangnya tidak pernah menyakiti orang lain. Tutur bahasanya pun tidak pernah menyinggung perasaan setiap warga yang bergaul dengannya.Tapi, entah mengapa ada orang yang sampai hati membunuh anaknya. Yang sangat menyedihkan, lima anaknya yang kini jadi yatim piatu. Tapi, perempuan tua itu tidak ingat persis indenditas lima cucunya itu. "Bagaimana nasib mereka nanti, konon lagi kami ini orang miskin tidak punya apa-apa," ucap Ubit yang nampak kerut menghiasi wajahnya.Kapolres Pidie, AKBP Dedy Setyo Yudo Pranoto SSTmK, melalui Kasat Reskrim Polres Pidie, AKP Defrianto SIK, kepada Serambi, Sabtu (19/7) membenarkan, adanya pembunuhan tarhadap pasangan suami isteri (Abd Wahab dan Sapiah) warga Panteraja, Pidie Jaya. Namun, kini polisi masih mengendus motif sebenarnya kematian pasangan itu. "Kita masih menyelidiki penyebab pembunuhan tersebut," kata Defrianto via telepon kemarin.(abdullah gani/ m nazar)
Sumber : Serambi Indonesia

16 Juli, 2008

Pilkada Pidie Jaya

MEUREUDU - Pendaftaran calon bupati dan wakil bupati Pidie Jaya yang akan maju dalam pilkada setempat yang direncanakan berlangsung 25 Oktober 2008 nanti, Jumat (11/7) berakhir. Hingga pendaftaran ditutup, jumlah calon yang mendaftar sebanyak 18 orang. Dari jumlah tersebut, lima orang di antaranya hingga kini belum ada pasangannya.Banyaknya calon yang mendaftar, diprediksikan akan terjadi perseaingan ketat dalam memperebutkan tampuk pimpinan di kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Pidie itu untuk lima tahun mendatang. Pasalnya, hingga pendaftaran berakhir, Jumat (11/7), jumlah cabup/wabup yang mendaftar saat Kantor Komisi Independen Pemilihan KIP sekitar pukul 18.15 WIB kemarin adalah, Tgk Nurzahri Saidi SH berpasangan dengan Tgk H Muhibuddin Husen Syeh.Sementara hingga Kamis (10/7), sudah 15 pasangan calon yang mendaftar, dan lima di antaranya belum ada pasangan. Sedangkan pada hari terakhir kemarin bertambah tiga lagi menjadi 18 cabup. Tiga cabup/wabup yang mendaftar pada Jumat (11/7) kemari yaitu, Drs H Ilyas Ahmad berpasangan dengan Tgk Marzuki, Ir Kasai Muhammad Ali berpasangan dengan Ibnu Arhas dan Tgk Nurzahri Saidi SH bergandengan dengan Tgk H Muhibuddin Husen Syeh.Ketua KIP Pidie Jaya, Drs Basri M Sabi, menyebutkan bahwa tes kesehatan para kandidat yang sudah mendaftar akan berlangsung sehari penuh yaitu tgl 16 Juli 2008 di RSUZA Banda Aceh. Karena itu, Basri berharap agar mereka yang belum ada pasangan sebagai wabup, diharapkan paling lambat pada hari ini sudah terisi. Jika tidak dengan sendirinya maka cabup itu akan gugur.Selengkapnya mereka yang sudah mendaftar sebagai cabup/wabup Pidie Jaya yaitu, Ir Yusri Yusuf/Drs Muhammad AR, Ihsanuddin MZ/Ratmi Abdullah, Said Muhammad/H Irsyadullah SE. Berikutnya, Nurdin Sabon Ssos/Saiful Bahri, Drs M Gade Salam/M Yusuf Ibrahim, Munawar Ibrahim T/H Asim Saleh, Mahdi A Samad/Fauzi. Dra Hj Kartini Mayelly Msi (belum ada pasangan), Syaukas Rahmatillah (belum ada pasangan). Kemudian, Tgk Jamaluddin Spd/Tgk Drs Syafruddin Idris.Ishak Syahkubat SE (belum ada pasangan) serta Iskandar Mahmud SH juga belum memiliki pasangan. Drs Nasruddin /Drs Ridwan M Ali, Mukhlis Mukhtar SH/Ir Hamdani Hamid. Sedangkan H Munirwan S Ag (bukan anggota DPRK Pidie sebagaimana dilansir harian ini sebelumnya) belum memiliki pasangan. Kemudian menyusul Drs H Ilyas Ahmad/Tgk MarzukiD, Ir Kasai Muhammad Ali/Ibnu Arhas dan Tgk Nurzahri Saidi SH/Tgk H Muhibuddin Husen Syeh.(ag)Sumber: Harian Serambi Indonesia