30 Maret, 2009

Kapasitas Tata Kelola Pemerintahan Masih Lemah

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com- Kapasitas tata kelola pemerintahan para kepala daerah yang berasal dari mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka masih tergolong lemah. Kurangnya pengalaman birokrasi dan tata kelola keuangan negara menjadi titik lemah para kepala daerah tersebut.
Menurut peneliti dari Pusat Studi Sosial dan Politik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Iskandar Zulkarnaen, kelemahan yang paling menonjol dari para kepala daera yang merupakan mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) adalah kurangnya pengalaman birok rasi.
Kondisi ini, menurut Iskandar, membuat fungsi pelayanan publik pemerintah daerah sering terganggu.
"Kepala daerah yang dulu diusung GAM ini sama sekali tidak punya pengalaman birokrasi dan pengelolaan keuangan negara. Kelemahan ini parahnya dimanfaatkan oleh orang-orang yang selama ini berada di sekitar mereka," ujar Iskandar di Lhokseumawe, Senin (30/3).
Dalam pilkada dua tahun lalu yang hampir digelar serentak pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, calon kepala daerah yang diusung GAM antara lain di Aceh Timur, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Bireun, Sigli, Pidie Jaya, hingga Aceh Selatan menang. Bahkan di Aceh Timur, Aceh Utara, dan Bireun, bupati terpilih merupakan bekas combatan GAM.
"Sebenarnya, mereka tidak dipersiapkan sejak awal untuk memimpin daerah. Memang setela h jadi bupati, ada tim yang mem-back up mereka. Ada tim ahli atau tim asistensi, tetapi sayangnya mereka bukan orang yang berpengalaman dalam soal tata kelola pemerintahan, karena rata-rata mereka adalah bekas tim sukses," kata Iskandar.
Kelemahan dalam tata kelola pemerintahan ini membuat fungsi pelayanan publik pemerintah daerah kadang tersendat. Dia mencontohkan Kota Lhokseumawe yang wali kotanya merupakan bekas bankir salah satu bank nasional dan wakil wali kotanya bekas combatan GAM.
Sejak mereka terpilih, isu-isu fasilitas publik warga kota yang harusnya ditangani dengan baik oleh Pemkot Lhokseumawe seperti air bersih, drainase kota, sampah, hingga perparkiran tak tertangani dengan baik. "Ini kan bisa memunculkan pertanyaan, ternyata kondisi pemerintah daerah tetap sama, meski sekarang mereka yang berkuasa," ujarnya.BIL
Sumber: http://kompas.co.id/

Tiga Kelurahan di Pijay Kembali Jadi Gampong

MEUREUDU – Tiga pemukiman di Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya (Pijay), yang sebelumnya berstatus kelurahan, kini kembali berubah nama menjadi gampong. Untuk menjalankan roda pemerintahan desa, warga setempat menunjuk salah seorang pimpinannya. Kehadiran pemimpin baru diharapkan membawa perubahan ke arah lebih baik lagi.Ketiga pemukiman dimaksud adalah, Kota Meureudu, Masjid Tuha, dan Balek Dayah Kleng. Kelurahan Kota Meuredu, yang sebelumnya dipimpin Helmi Hasan, menyusul berubahnya status menjadi gampong, sekarang dipimpin Nasai Cut Raja. Gampong Masjid Tuha dipimpin M Diah Muddin menggantikan Karimuddin. Balek Dayah Kleng, dulunya dipegang Muhammad Halim kini dipimpin Syamsuddin Hamzah. Ketiga keuchik baru itu dipilih oleh sejumlah tokoh masyarakat setempat pada tanggal dan waktu yang berbeda beberapa pekan lalu. Sedangkan prosesi pelantikan dilakukan Bupati Pidie Jaya, diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Sekdakab Pijay, Drs Abd Rahman SE MM, pekan lalu di meunasah kota.Beberapa penduduk Kota Meureudu, kepada Serambi mengharapkan supaya kehadiran pemimpin baru (keuchik) itu, hendaknya dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi dibanding sebelumnya. Harapan sama juga diutarakan salah seorang warga Masjid Tuha dan Balek Dayah Kleng. “Kami berharap kepada keuchik yang baru, agar mampu memposisikan dirinya sebagai orangtua. Artinya, segala sesuatu hendaknya jangan pilih kasih, tetapi diberlakukan sama,” kata seorang tokoh masyarakat. (ag)
Sumber: http://www.serambinews.com/

Asrama Mahasiswi Pijay Akan Dibangun di Banda Aceh

30 Maret 2009, 09:57 Kutaraja Administrator
BANDA ACEH - Kesulitan memperoleh tepat tinggal yang layak bagi kalangan pelajar putri dan mahasiswi asal Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) di Banda Aceh segera akan berakhir. Pemerintah Aceh telah menganggarkan dana dalam APBA 2009 sebanyak Rp 2 miliar untuk pembangunan asrama tersebut. Hal itu dikatakan Bupati Pijay, Drs HM Gade Salam dalam sambutannya pada peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar masyarakat dan mahasiswa asal Meureudu dan Meurah Dua, di Gampong Ateuk Pahlawan, Banda Aceh, Minggu (29/3).“Insya Allah tahun ini juga asrama mahasiswi akan dibangun di Banda Aceh. Pemerintah Aceh telah menyediakan dana Rp 2 miliar dalam APBA. Sementara untuk tanah sudah tersedia seluas 2.050 meter persegi di Lamgugob,” kata Gade Salam.Dijelaskannya, hingga sekarang belum ada satu pun asrama yang khusus dibangun untuk kalangan mahasiswi. Sementara untuk kalangan mahasiswa asal Pidie Jaya sudah tersedia banyak asrama. “Asrama khusus wanita itu nantinya akan menjadi asrama terindah yang pernah dibangun di Banda Aceh. Kita perkirakan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan asrama itu mencapai Rp 15 miliar, dengan tiga lantai,” tambahnya.Pada bagian lain Bupati Gade Salam meminta kepada masyarakat asal Meureudu dan Meurah Dua yang bermukim di Banda Aceh agar dalam pemilu mendatang memilih tokoh-tokoh yang memang peduli kepada masyarakat Pidie dan Pidie Jaya. Peringatan maulid nabi kali ini selain dihadiri sejumlah tokoh asal Pijay, juga tampak anggota DPRA, Drs H Sulaiman Abda. Dikabarkan, untuk kenduri maulid tersebut Sulaiman Abda menyumbang seekor sapi. Acara yang diselenggarakan oleh masyarakat dan mahasiswa asal Meureudu dan Meurah Dua itu selain diisi dengan ceramah yang disampaikan oleh Tgk Ikhwansyah asal Lhokseumawe, juga sekaligus dengan peusijeuk Bupati Pidie Jaya (Pijay) Drs HM Gade Salam dan mantan Pj Bupati Pijay Drs H Salman Ishak masing-masing bersama istri. (usb)
Sumber: http://www.serambinews.com/

90 Persen Guru RA Masih Honorer

MEUREUDU – Sekitar 90 persen dari sekitar 234 orang guru Raudhatul Athfal (RA) atau setingkat Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, masih berstatus sebagai guru honorer. Kandepag maupun Pemkab di dua kabupaten itu dinilai masih menganaktirikan posisi guru RA.“Sampai sekarang dari 234 jumlah guru yang tersebar di 39 Raudhatul Athfal di Pidie dan Pidie Jaya, baru enam orang sudah menjadi PNS. Selebihnya sekitar 90 persen lebih tenaga honorer,” ujar Yusmadi, Kasie Mapenda Depag Pidie melalu selulernya, kemarin.Seorang kepada RA yang tidak ingin namanya dipublis mengatakan, sebenarnya kalau ada iktikad baik terhadap RA, Depag bisa melakukan pemutasian atau perekrutan guru PNS baru untuk mengajar di Raudhatul Athfal. “Sekarang jangankan ada pemutasian, formasi PNS saja tak pernah dibuka untuk guru RA oleh Depag. Kondisi ini berbeda sekali dengan sekolah TK yang gurunya banyak sudah PNS,” jelas dia. Selain para guru honorer, anggota DPRK Pidie, Zuhri Maulidinsyah Adan selaku donatar maulid dan lomba IGRA, juga mengkritik ketidakberpihakan Depag serta Pemkab terhadap guru RA.Maulid IGRAKeluhan para guru tersebut terungkap saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Pidie dan Pidie Jaya, di Aula Kantor Camat Bandar Dua, Pidie Jaya, Minggu (28/3). Peringatan maulid tersebut diselingi dengan aneka lomba, seperti lomba tarian ranup lampuan, do’a sehari-hari, lomba ayat-ayat pendek dan lomba shalawat badar.Perlombaan ini diikuti oleh 32 Raudhatul Athfal dengan jumlah peserta mencapai 480 anak se Pidie dan Pidie Jaya. Empat aneka lomba itu dimenangkan oleh RA Tgk Dipanteu Ulegle (lomba ranub lampuan), RA Miftahul Jannah Meureudu (lomba doa sehari-hari), RA Tgk Lampojok Ulegle (lomba ayat-ayat pendek) dan RA Darussa’adah Teupin Raya Pidie (lomba shalawat badar). (s)
Sumber: http://www.serambinews.com/

29 Maret, 2009

Tak Satu pun Peserta Try Out Lulus

MEUREUDU - Tidak seorang pun dari 202 siswa yang mengikuti ujian try out yang digelar Ikatan alumni MAN 2 Sigli Meureudu (Ikamanda) dinyatakan lulus. Ikamada mengaku sangat terkejut dan kecewa atas hasil ujian try out yang digelar di sekolah tersebut.“Tidak seorang pun peserta try out yang lulus. Ini menjadi bukti bahwa masih banyak siswa yang akan gagal menghadapi ujian nasional (UN) yang hampir di ambang pintu,” ujar Suhaili, salah seorang pengurus Ikamanda kepada Serambi, Jumat (27/3)Disebutkan, try out yang digelar hari Rabu (25/3) itu diikuti oleh 202 siswa yang terdiri dari 151 siswa-siswi MAN 2 Sigli Meureudu dan 51 peserta perwakilan dari SLTA dan MA se Kabupaten Pidie Jaya. Mata pelajaran yang diuji yakni Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, Biologi, Kimia dan Fisika.Jawaban siswa diperikasa oleh lembaga Smart Learning Center Banda Aceh. Berdasarkan hasil try out, sebut Suhaili, nilai tertinggi yang didapatkan siswa hanya 5,1 yang diperoleh Rahmad dari Dayah Jeumala Amal Lueng Putu. Artinya, tidak mencapai nilai 5,5 sebagaimana standar yang ditetapkan pemerintah.“Padahal soal-soal try out justru punya tahun-tahun sebelumnya yang kemungkinan besar sudah dipelajari di sekolah-sekolah. Realitas ini menunjukkan pendidikan di kabupaten ini masih rendah,” ujar Suhaili.Ditambahkan, seharusnya pemerintah Pidie Jaya proaktif melihat sejauh mana mutu pendidikan di daerah tersebut saat ini. “Jangan hanya memantau dari jarak jauh saja” tandas Ruslan, senior Ikamanda yang diiyakan Fakhrurrazi, selaku Ketum Ikamanda. (s)
Sumber: http://www.serambinews.com/

27 Maret, 2009

Tahun Ini, Pijay Dapat 3.545 Ton Raskin

MEUREUDU – Pada tahun 2009 ini, masyarakat miskin di Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) mendapat bantuan beras keluarga miskin (raskin) sebanyak 3.545.820 kg (atau sekitar 3.545 ton). Jumlah ini lebih banyak dibanding tahun 2008 lalu sebanyak 3.094.750 kg. Sistem pembagian kali ini menggunakan kartu kendali yang dipegang masing-masing rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM). Setiap kepala keluarga (KK) dijatahkan 15 kilogram/bulan.Jumlah raskin sebanyak itu tertuang dalam surat keputusan (SK) Bupati Pijay Nomor 42, tanggal 27 Februari 2009, tentang penetapan pagu dan pelaksanaan distribusi raskin tahun 2009. Disebutkan, beras sejumlah 3.545.820 kg, diperuntukkan kepada 19.699 RTS-PM yang tersebar di 222 gampong dalam delapan kecamatan. Pagu raskin perkecamatan didasari hasil pendataan Program Perlindungan Sosial BPS 2008.Rinciannya, Kecamatan Bandarbaru memiliki 43 gampong mendapat jatah raskin 833.040 kg, Bandardua 45 gampong 554.220 kg, Meureudu 30 gampong mendapat jatah 528.840 kg, Trienggadeng 27 gampong dapat 519.840 kg. Kemudian Ulim 30 gampong dijatahkan 392.400 kg, Jangkabuya 18 gampong dapat 242.820 kg, Panteraja 10 gampong 167.400 kg dan Meurahdua mendapat 307.260 untuk 19 gampong.Kasub Dolog Divisi Regional Sigli, Ir H Saifullah mengatakan, mulai tahun ini sistem pendistribuan ke RTS harus sesuai di kartu. Diakui, bahwa selama ini pembagian raskin di desa-desa tidak seperti petunjuk. Artinya, bukan saja mereka yang berhak menerima, tetapi umumnya dibagi kepada semua KK. Hanya saja bervariasi menurut tingkatan ekonomi warga itu sendiri. Pemandangan semacam itu, kata Saifullah, sudah berlangung lama dan bukan rahasia lagi. Dengan berbagai alasan atau pertimbangan, kebijakan yang ditempuh keuchik plus perangkat desa itu dapat dimaklumi. Karena jika tidak demikian akan terjadi keributan.Sejumlah keuchik di Pidie Jaya, menjawab Serambi terpisah membenarkan, raskin yang mereka terima selama ini ikut dibagi kepada semua KK termasuk PNS. Hanya saja volumenya yang berbeda menurut tingkatan ekonomi. Alasannya, kalau bukan begitu pendistribusiannya, dipastikan akan terjadi gejolak dalam masyarakat. Karenanya, dari pada ribut-ribut, lebih baik begitu. “Yang jelas, pembagian raskin itu hasil musyawarah,” kata seorang keuchik di Meurah Dua yang namanya enggan ditulis. (ag)
Sumber: http://serambinews.com/

26 Maret, 2009

BADAN MUSYAWARAH MASYARAKAT PIDIE JAYA 2009 – 2014

JABATAN

N A M A

PEMBINA

1. Wakil Gubernur NAD. M. Nazar, S.Ag

2. Bupati Pidie Jaya Drs. H. Gade Salam

3. PP. Taman Iskandar Muda

4. T.H. Abdulah Laksamana

5. T. H. MR. Syakur Mahmud

6. Dr. Ir. H. Mustafa Abubakar, M.Si

7. H. Muchtar Arifin, S.H.

8. Drs. Tgk. H. Marzuki A. Gani

9. Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA

10. H. Zainuddin AG

11. H. Rusli Cut Ahmad

12. A. Djalil Nafiah

13. H. Muchtar Yahya

14. Razali Tjut Ahmad

15. H. Dahlan Nyak Basyah

PENASIHAT

1. Ir. H. Iskandar Husein

2. Drs. H. M. Husein Hamidi

3 . H. M Yusuf Ulegle

4. Ruslan Mahmud

5. Drs. H. T. Murad Aiyub

6. Drs. H. Sjauki Yahya

7. Ir. H. Mahdi Sjahbudin

8. T. Sofyan Ubit SH.

9. Ir. H. Azhar A. Wahid

10. Tgk. Faisai Hasan Sufi

11. H. Zainuddin Muhammad SH.

12. H. T. Maimun Saleh

13. Drs. Marhaban Ibrahim

14. Fadillah Muddin SE.

BADAN PENGURUS

KETUA UMUM

Dr. M. Natsir Insya (Meurah Dua)

KETUA

Drs. Ec. H. Amiruddin M. Noer (Uleegle)

KETUA

H. Ahmadi Mahmud (Meureudu)

KETUA

Tgk. M. Daud Mahmud (Trienggadeng/Panteraja)

KETUA

Jusmadi (Ulim)

KETUA

H. Abdul Muthalib (Bandar Baru)

SEKRETARIS

Drs. Malik Ridwan (Merah Dua)

WAKIL SEKRETARIS

Alauddinsyah Idris (Uleegle)

WAKIL SEKRETARIS

Anwar Azis, SE. (Ulim)

WAKIL SEKRETARIS

T. H. Tirmizi Ibrahim SH. (Meureudu)

WAKIL SEKRETARIS

Afifuddin Syahkubat SKM, M,Si. (Trienggadeng/Panrteraja)

WAKIL SEKRETARIS

Imron Mahmud Thahir (Bandar Baru)

BENDAHARA

H. Drs. Amiruddin M Noer MBA. (Uleegle)

WAKIL BENDAHARA

H. M. Jahya Insja (Meureudu)

WAKIL BENDAHARA

H. Main Yusuf (Trienggadeng/Panteraja)

WAKIL BENDAHARA

T. Abubakar Mahmud (Bandar Baru)

Seksi Bidang Pendidikan

Ir Taufik Syahbuddin (Meureudu)

Ir. Mirza Rizaldi (Ulim)

Ir. Malahayati (Trienggadeng)

Seksi Bidang Agama

Tgk. Drs. H. Yusuf Ahmad (Uleegle)

Tgk. Bahtiar Idris (Jangka Buya)

Tgk. Syafruddin Yusuf (Ulim)

Tgk. Abubakar Jalil (Meureudu)

Tgk. Hasanuddin Idris (Trienggadeng/Panteraja)

Seksi Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga

T. Maimun (Ulim)

Nazar Usman (Meureudu)

Anwar ZA. (Uleegle)

Muhammad Hasballah (Trienggadeng/Panteraja)

Samsul MT (Bandar Baru)

Bahtiar Jalil (Meurah Dua)

Seksi Bidang Kesenian, dan Budaya

Syeh Idris AR. (Trienggadeng/Panteraja)

Tgk. Daud Mahmud (Trienggadeng)

Seksi Bidang Informasi

Fauzi Saidi (Ulim)

Jauhari Abdul Hamid (Meureudu)

Zakaria MA. (Meurah Dua)

Marzuki Cut Aji (Bandar Baru)

Seksi Bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS)

T. Syamsul Bahri (Uleegle-Jangka Buya) H. Zainal Abidin Daud (Merah Dua)

Khalil Ibrahim (Meureudu)

Hamdani (Trienggadeng/Panteraja)

Syarifuddin Abdullah (Meureudu)

Drs. Fuadi Djalil (Meurah Dua)

Seksi Bidang Sosial

H. M. Yusuf Yacob (Uleegle)

Abdul Wahid Cut Aji (Trienggadeng/Panteraja)

Ismadi Arsyad (Uleegle)

Syafruddin Syah (Meurah Dua)

M. Nur Abubakar (Bandar Baru)

Mustafa Ahmad (Meureudu)

Basri Hanafiah (Ulim)

Seksi Bidang Kewanitaan

Dra. Yenni Westi, M. Eng. (Meurah Dua)

Rr. Triwiyarti SE. (Uleegle)

Muthiawati SE. (Trienggadeng/Panteraja)

Cut. Lina (Meureudu)

Hj. Nazariah (Meureudu)

Seksi bidang Kesehatan

Rizani, M. Kes (Trienggadeng)

dr. Marzuki A. H (Panteraja)

dr. Rizky Oktora (Meureudu)

Seksi Bidang Bantuan Hukum

Asnawi Arby SH (Uleegle)

Sulaiman Yusuf (Uleegle)

Iskandar SH. (Ulim)

Azhari,SH (Trienggadeng)

Abubakar Rasyid SH. (Bandar Baru)

Seksi Keamanan

Hanafiah (Meureudu) Ridwan Yusuf (Uleegle)

Sulaiman Hasan (Pante Raja)

Tarmizi Yusuf (Bandar Baru)

Mirza Mahmud (Merah Dua)

Jakarta, 25 Maret 2009

Ketua Umum

ttd

DR. M. Natsir Insya

Sekretaris,

ttd

Drs. Malek Ridwan

Laporan Hasil Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya Jakarta

Peserta yang hadir dalam Rapat Badan Persiapan Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya berjumlah lebih kurang 75 Orang tetapi yang mengisi daftar Hadir hanya berjumlah 46 Orang saja ini Berikut adalah Daftar Hadir peserta/ anggota masyarakat Pidie Jaya :

1. Drs. H. Amiruddin M. Noor, MBA

2. DR. M. Natsir Insya

3. M. Daud Mahmud

4. Drs. Malek Ridwan

5. H. Ahmadi Mahmud

6. Jusmadi

7. Iskandar Jakfar

8. T. Maimun

9. Zakaria

10. H. Zainuddin, SH.

11. Syarifuddin Aly

12. Bisni Jalil

13. Muchtar Yahya

14. H. Moh. Yusuf Yc.

15. H. Main Yusuf

16. Fauzi Saidi

17. H. M. Yahya Insya

18. Jauhari

19. Emran MT

20. H. Abd. Wahid Cut Aji

21. H. Zainal Abidin Daud

22. H. Sya`Ban . T.

23. T. Tirmizi

24. T. Abubakar

25. Bachtiar Jalil

26. Nazar

27. Ridwan Yusuf

28.H.DahlanNyak Basyah

29. H.T. Syamsul B

30. Afifuddin Syahkubat

31. Syarifuddin Syah

32. Asnawi Arby

33. M. Nur Abubakar

34. Abubakar Rasyid

35. Alauddinsyah

36. Rizani

37. Syamsul Bahri

38. M.Taufik

39. HM. Yusuf

40.Anwar ZA

41. Muhammad H

43. Idris AR, Syeh

44. Abdul Muthalib

45. Abdul Manf

46. Safar

HASIL-HASIL MUSYAWARAH

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas telah terselenggaranya Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya secara lengkap yang pertama dengan selamat dan lancar. Acara yang mengambil Tempat di Rumah Bapak Drs. H. Amiruddin M. Noor, MBA , Perumahan Bumi Karang Indah Jalan. Karang Mulia no. 23-25, Lebak Bulus Jakarta Selatan, pada hari : Minggu pagi mulai Jam : 9:00 WIB. s/d Selesai, Tanggal : 22 Maret 2009.

Dengan agenda adalah : Silaturahmi & Membentuk Pengurus Lengkap Masyarakat Pidie Jaya . Jadwal acara direncanakan adalah seperti yang diberikan pada lampiran ( lihat lampiran ). Pukul 9. 35 acara baru dimulai, dengan kata lain waktu molor/ jam karet sekitar 35 menit telambat. Hal ini dikarenacanakan peserta rapat belum lengkap. Pukul 10.03-12.05 WIB setelah melalui berbagai agenda, tanggapan-tanggapan peserta dari setiap Kecamatan, kemudian dilanjutkan dengan skorsing waktu sekitar 20 menit yang digunakan oleh setiap anggoa warga kecamatan untuk bermusyawarah. Hasil dari musyawarah setiap kecamatan tentang penjelasan/pencerahan BAMUS PIDIE JAYA adalah menerima dengan suara bulat Penjelasan /Pencerahan Badan Persiapan Musyawarah Masyarakat Pidie Jaya tentang Badan Kepengurusan periode 2009-20014, yang disampaikan oleh Ketua Panitia DR. M. Natsir Insya

Agenda berikutnya setelah ISHOMA, Musyawarah anggota setiap kecamatan dilanjutkan dan berhasil memilih ketua dan sekretaris dan seksi-seksi paguyuban setiap kecamatan yang duduk dalam Badan organisasi sebagai ketua , sekretaris dan seksi-seksi. Serta dengan kesepakatan bersama anggota masyarakat Pidie jaya yang hadir menyusun kembali nama Pembina dan Penasehat serta DR. M. Natsir Insya sebagai ketua umum Bamus Pidie Jaya perioda tahun 2009-2014. Dengan demikan hasil musyawarah telah menyusun kepengurusannyasecara lengkap.

Jakarta, 22 Maret 2009

Peusijuk Bupati Pidie Jaya

Masyarakat Pidie Jaya (Aceh) di Jakarta dan sekitarnya, melaksanakan upacara peusijuk Bupati Terpilih Kabupaten Pidie Jaya H. Gade Salam dan Ibu Rabu malam Kamis 4 Maret 2009 di meunasah Taman Iskandar Muda. Pelaksanaan upacara peusijuk diawali pembacaan ayat suci alquran, kemudian dilakukan tepung tawar oleh Tokoh Nasional antara lain T.H. Syakur Mahmud, H. Mustafa Abubakar dll, Tujuan daripada peusijuk ini doa restu mengandung harapan agar Bapak H. Gade Salam yang akan memimpin Kabupaten Pidie Jaya mendapat rahmat Allah SWT, Kabupaten pidie Jaya yang aman, damai, makmur dan sejahtera rakyatnya.

Ketua Panitia M. Natsir Insya, dalam laporan mengatakan, meminta kepada Bupati agar Masyarakat Pidie Jaya yang ada di Jakarta menjadi mitra kerja Bupati dalam upaya untuk meningkatkan mutu SDM generasi muda Pidie Jaya, melalui tahapan pengadaan lahan untuk membangun Asrama mahasiswa.

"Natsir sebagai Doktor nuklir mengajak Bupati, Nuklir masuk pidie Jaya". Tegasnya.

Bupati Pidie Jaya H. Gade Salam, dalam sambutannya berharap, agar dapat menjalankan amanah idari masyarakat dengan sebaik-baiknya. Bupati akan meminta nasehat Ulama, karena kejayaan Sultan Iskandar Muda banyak mendegar nasehat ulama. Bupati mengharapkan agar warga Pidie Jaya di Jakarta dan sekitarnya dapat selalu bersatu untuk membangun kebersamaan dengan jalan menjalin komunikasi dan dialog baik dalam rangka mempertebal ketaqwaan kepada Allah, maupun untuk membangun hubungan yang baik antar sesama manusia.

Warga Pidie Jaya hadir dalam upacara peusijuk kurang lebih 450 yang terdiri dari warga yang menetap dan merantau di Jakarta, yang berasal dari Kecamatan Meureudu, Ulim, Jangka Buya, Bandar Dua, Meurah Dua, Bandar Baru, Panteraja, dan Trienggadeng. Kegiatan ini juga dihadiri rombongan Bupati yaitu pejabat MuspiKab. Pidie Jaya, sejumlah Anggota Dewan, para kepala dinas/instansi, tokoh Ormas, pengusaha, hingga sejumlah Calon Legislatif (Caleg) Daerah Pemilihan Pidie Jaya.

Setelah membaca doa oleh ustatd Tgk. H. Marzuki ditutup dengan dilanjutkannya ucapan selamat kepada Bupati dan Ibu serta rombongan dengan cara bersalaman ( Jabat tangan, ada yang sambil berpelukan merangkul untuk memperteguh silaturahmi dan Ukhuwah Islamiah dengan warga perantau yang berasal dari Kabupaten Pidie Jaya Nanggro Aceh Darussalam.


SUSUNAN PANITIA PEUSIJUK BUPATI

Ketua : DR. M. Natsir Insya ( Meureudu )

Wakil Ketua : Tgk. M. Daud. Mahmud ( Trienggaden )

Wakil Ketua : H. Ahmadi Mahmud ( Meureudu)

Sekretaris : Drs. Malik Ridwan (Meurah dua )

Wakil Sekretaris : Asnawi Arbi SH. ( Ulegle )

Bendahara : Drs. H. Amiruddin M Noor MBA. AK. ( Ulegle )

Wakil Bendahara : H. M. Jahya Insja ( Meureudu )

Wakil Bendahara : Ir. H. Sudarmanto H. Djailani (Uleglee)

Pembantu Umum

1. Drs. H. Azmi Daud

2. Syafruddin Syah

3. Hj. Manawiah Abdulah

4. Cut Nurlina

5. Nurmaniah

6. H. Mansur NB. SH

7. H. Zainal Abidin MD

8. Syarifudin Abdullah

9. Nazarudin Usman

10. Sholahuddin

11. Fuadi A. Djalil

12. Syafararudin

13. Nazar

14. M. Nasser


UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil, tenaga, pikiran dan uang sehingga terlaksananya acara peusijuk Bapak Bupati Pidie Jaya Drs. H. Gade Salam dengan baik.

Jakarta , 6 Maret 2009

Ketua Panitia

( DR. M. Natsir Insya, M.Eng )

Sekretaris,

( Drs. Malek Ridwan )



“Masyarakat Pidie Jaya di Jakarta & Sekitarnya“

Jl. Raya Lenteng Agung no. 18, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jak-Sel,

Telp. 78845567, Hp. 0812 872 6657 (M. Ridwan), 08161908281 (M. Natsir)

Sekilas Pidie Jaya

Kabupaten Pidie Jaya adalah sebuah kabupaten di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Ibukotanya adalah Meureudu. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007.Meureudu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya, Nanggröe Aceh Darussalam, Indonesia.Meureudu, lebih sering disebut Keude Meureudu, merupakan ibu kota Kabupaten Pidie Jaya. Kota ini terletak di pesisir timur Kabupaten Pidie Jaya. Daerah ini terkenal dengan aneka masakan khas India yang lezat, seperti martabak kari dan nasi briani yang tidak berbeda jauh dengan negara asalnya, karena mayoritas penduduk Meureudu merupakan keturunan Hindi (India).Sektor pertanian, perkebunan dan nelayan sangat bagus di Pidie JayaMelihat sumber alam Pidie Jaya cukup baik, Pemkab Pidie Jaya, dalam menata kota atau pembangunan jangan sampai mengkorbankan sawah yang merupakan daya tarik wilayah itu. Untuk memperindah penataan kota, Pidie Jaya perlu membangun restoran bundar."Dapur restoran di tengah bangunan, tapi ibukotanya tetap di Meureudu, Ulee Glee dan Trienggadeng sebagai kota Dagang, Pante Raja dapat dijadikan sebagai pusat perikanan besar, jalan pedalaman yang menghubungi antarkecamatan di Pidie Jaya harus segera dibangun.

Sumber: http://www.acehforum.or.id/

25 Maret, 2009

Ekspor Kerajinan Aceh tak Terdata

BANDA ACEH - Realisasi ekspor kerajinan Aceh seperti tas bordir dan tikar ke sejumlah negara hingga kini belum terdata. Informasi yang dihimpun Serambi, proses pengiriman barang umumnya dilakukan melalui jasa kurir atau hand carry (pihak ketiga), dan melalui Sumatera Utara sehingga tercatat dalam Pelaporan Ekspor Barang (PEB) Sumatera Utara.Kasie Perdagangan Dalam dan Luar Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan dan UKM Aceh, Ir Netty Muharni, mengatakan tidak memiliki data tersebut. “Ini karena tak ada eksportir Aceh yang menggunakan dokumen ekspor dan alamat ekspor dari Aceh. Pengusaha Aceh memang ada melakukan ekspor tapi menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) atau PEB melalui Sumatera Utara,” kata Netty yang juga Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Aceh ini, Selasa (24/3).Keterangan seorang manajer dari sentra produksi kerajinan di Aceh, proses pengiriman barang selama ini dilakukan melalui jasa pengiriman barang antar negara. Ermawati, Manajer Sentra Industri Kecil Kuta Malaka, di Samahani, Aceh Besar, mengaku telah mengekspor barang kerajinan ke Alabama dan California, Amerika Serikat.“Tahun lalu kami mengekspor tiga kali produk tas tangan bordir. April 2008 sebanyak 2.700 buah tas tangan, Juni dan Juli masing masing sebanyak 1.000 dan 250 lembar ke Alabama. Tahun ini baru sekali, pada Januari sebanyak 300 tas ke California, melalui sebuah yayasan,” aku Erma.Menurut dia, kegiatan ekspor dalam partai kecil ini dilakukan dengan cara sederhana. Untuk ekspor ke Alabama transaksi dilakukan melalui seorang warga Amerika yang bekerja di Aceh pascatsunami. Ia tertarik untuk menjual tas tangan bordir Aceh ke negaranya. “Dia datang ke mari memilih dan menentukan harga. Selanjutnya kami mengirim ke alamat yang ia berikan di Alabama. Pembayarannya ditransfer lewat rekening jika barang sudah diterima di sana,” papar Erma.Kalau ke California, lanjut Erma, pengiriman barang diurus oleh sebuah yayasan. “Mereka datang lalu mengorder dan membayar. Pengirimannya dilakukan yayasan itu, melalui jasa pengiriman barang,” ujarnya.Dari hasil mengekspor barang, Erma mengaku mendapat keuntungan lebih besar daripada menjual di dalam negeri. “Harga yang dipatok untuk produk ekspor lebih mahal daripada untuk penjualan lokal. Tas tangan ini harganya bervariasi, mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 90.000,” tambahnya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pidie Jaya, mengatakan, salah satu pengusaha kerajinan Seukee Aceh di Pidie Jaya juga pernah melakukan ekspor tikar sebanyak dua kali ke Australia. “Saya tidak ingat berapa jumlahnya, namun cukup besar. Tapi PEB nya dari Sumatera Utara,” demikian ungkap Lukman.(ami)
Sumber: http://www.serambinews.com/

24 Maret, 2009

Warga Pusong Minta Pindah ke Pijay

MEUREUDU - Masyarakat Desa Pusong, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie, meminta kepada pemerintah atasan agar status administrasi desanya dipindahkan ke Lueng Putu, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya. Salah satu alasannya adalah jarak tempuh antara Kecamatan Kembang Tanjong dengan Lueng Putu. “Usulan pemindahan administrasi pemerintah gampong telah disampaikan kepada wakil Bupati Pidie, Nazir Adam, saat datang ke daerah ini,” ujar Zulkifli M Yahya (45), tokoh masyarakat Pusong, Senin (23/3).Disebutkan, jumlah penduduk Desa Pusong mencapai 575 jiwa, dengan luas daerah 3.000 m3. Desa itu dikelilingi laut, terpencil, dan jauh dari pusat Kota Kecamatan Kembang Tanjong. Sebelah barat berbatas dengan Kuala Tari, sebelah selatan berbatas dengan tambak Desa Lancok Kecamatan Bandar Baru, sebelah timur berbatas dengan Kuala, sebelah utara berbatas dengan laut Selat Malaka. Gampong Pusong merupakan salah satu daerah yang paling parah terkena tsunami di Pidie. “Jarak tempuh Pusong ke Kembang Tanjong 20 Km, sedangkan ke Luengputu hanya 7 Km. Anak-anak kami sekolah di Luengputu, hanya ada satu jalan keluar masuk dari dan ke Gampong Pusong ke Luengputu. Sedangkan ke Kembang Tanjong jalannya jauh. Itu pun jarang, hanya untuk keperluan urusan surat menyurat datang Kecamatan,” papar Zulkifli. Selain itu, sebut Zulkifli, akses jalan menuju Pusong hanya dapat dilalui melalui jalan yang dibangun dengan swadaya masyarakat tahun 2004 lalu. Warga pusong menimbun tambak untuk dijadikan jalan tembus dari Desa Pusong menuju Desa Lancok, dan pusat Kecamatan Luengputu, Kabupaten Pidie Jaya.“Tidak ada jalan menuju Kembang Tanjong. Akses ke pusat Kecamatan terputus. Sebelum ada jalan dulu, transportasi masyarakat dengan boat. Hingga sekarang, masyarakat lebih mudah berbelanja ke Luengputu. Setiap hari kami pergi ke Luengputu untuk transaksi jual beli. Kami menjual ikan, udang, kepiting, dan hasil tambak ke pasar Bandar Baru,” ujarnya. Karenanya, tambah Zulkifli, masyarakat Pusong meminta Pemkab Pidie agar mengizinkan desa itu pindah ke abupaten Pidie Jaya. “Kami juga memohon kepada Pemkab Pidie Jaya menerima kami masuk dalam wilayah Luengputu,” demikian pungkas Zulkifli.DukunganPermintaan warga Pusong tersebut mendapat dukungan dari Ikatan Mahasiswa Pemuda Pelajar Pidie Jaya (IMPIJA). Ketua Humas IMPIJA, Bahagia Ishak meminta Pemkab Pidie menerima keinginan warga Pusong untuk pindah administrasi ke Pidie Jaya. Sebaliknya, Pemkab Pidie Jaya juga harus menerima warga Desa Pusong.Menurutnya, Desa Pusong secara geografi dekat dengan pusat Kecamatan Bandar Baru, dan jauh dari Kembang Tanjong. Buktinya, masyarakat Pusong menjual hasil tangkapan ikannya dan membeli sembako di pasar Luengputu. “Biarlah masyarakat Pusong yang profesinya sebagai nelayan merasakan pembangunan lebih baik dari sebelumnya. Jangan ada lagi daerah terisolir dan terpencil,” demikian Bahagia.(s)
Sumber: http://serambinews.com/
Frontpage

28 Koperasi di Pijay Bangkrut

MEUREUDU – Sebanyak 28 dari 173 koperasi di Pidie Jaya dilaporkan bangkrut atau tidak beroperasi lagi dengan berbagai alasan. Sementara 141 koperasi lainnya belum melakukan rapat anggota tahunan (RAT), sehingga tidak diketahui perkembangan usaha tersebut.Berdasarkan data yang diterima dari Kepala Bidang Koperasi dan UKM, Noerwansyah dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Pidie Jaya, di kabupaten itu tercatat 173 koperasi. Sebanyak 153 dari jumlah itu merupakan koperasi warisan dari kabupaten induk, Pidie. “Dari 173 koperasi tersebut, hanya 145 koperasi yang aktif dan 28 koperasi tidak aktif dengan berbagai alasan. Sebenarnya, koperasi-koperasi yang masih aktif itu, diwajibkan membuat RAT, tapi sampai sekarang baru 21 koperasi yang sudah sudah membuat RAT,” jelas Noerwansyah.Meurah JayaDari seratusan koperasi di Pidie Jaya, salah satu koperasi yang dilaporkan terkenal dengan anggota mencapai 2.000 orang serta memiliki banyak aset beberapa tahun silam adalah Koperasi Meurah Jaya. Tiga di antaranya adalah dua kilang padi di Meureudu dan satu toko warung serba ada (Waserda) yang juga di Meureudu. Namun, sejak sepuluh tahun terakhir tidak diketahui perkembangannya. Salah satu alasannya, sebut Noerwansyah, tidak pernah membuat RAT sejak tahun 1998. “Kami akan mencoba membuat RAT setelah selesai pemilu ini. Ada beberapa alasan kenapa kondisi Koperasi Meurah Jaya seperti ini,” ujar Ketua Koperasi Meurah Jaya, M Kasem Syah saat dikonfirmasi melalui selulernya.M Kasem menjelaskan, mandeknya perjalanan Koperasi Meurah Jaya diakibatkan tidak pernah masuknya modal atau uang segar dari berbagai pihak. Selain itu, kondisi keamanan deaerah juga tidak begitu aman untuk menghidupkan koperasi Meurah Jaya yang memiliki anggota sekitar 2.000 orang itu. “Sekarang memang kondisinya aman, tapi hanya aman di permukaan,” ungkapnya.Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Pidie Jaya, Lukman Yusuf menjelaskan, penyebab utama banyak koperasi tidak aktif di Pidie Jaya adalah faktor lahirnya bukan didasari pada kebutuhan.“Rata-rata koperasi lahirnya secara dadakan. Misalnya, ada dana bantuan dan dana itu baru diberikan bila ada koperasi. Saat seperti itulah banyak koperasi lahir. Setelah itu, tidak berjalan lagi,” jelas Lukman.Sebenarnya, jelas Lukman, pihaknya sudah berupaya dan akan terus berupaya untuk membina dan menghidupkan koperasi di Pidie Jaya. “Seperti banyaknya koperasi yang belum membuat RAT. Padahal, itu sangat penting untuk mengetahui perkembangan koperasi tersebut. Tapi, kami hanya berwenang memberikan pembinaan,” ujarnya.(s)
Sumber: http://www.serambinews.com/